Jakarta – Seiring meningkatnya volume data yang tersimpan baik pada server lokal maupun cloud, pengguna software database management system (DBMS), baik yang open source seperti PostgreSQL maupun yang berbayar, harus memikirkan kestabilan performance agar produktifitas tetap terjaga.
Untuk diketahui, database sebuah perusahaan atau organisasi akan terus meningkat seiring waktu, dan dapat bertumbuh drastis hingga ratusan kolom dan jutaan baris data. Tentunya hal ini bisa sangat mempengaruhi kinerja dari response time.
Julyanto Sutandang, CEO Equnix Business Solutions, perusahaan penyedia solusi IT berbasis software open source di Asia Tenggara, dalam webinar “Equnix Weekly Tech Talk: In-Memory Database is Really Faster?”, mengungkapkan cara untuk menghindari penurunan performa DBMS. Ada hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan software DBMS PostgreSQL:
Menghindari pengambilan data dari storage dengan cara memindahkan semua data yang dibutuhkan kedalam memory. Menghindari direktori PG Wal yang ada di dalam PostgreSQL
Ganti disk ke yang paling cepat.
“Usahakan agar memory pool, memory yang didedikasikan untuk menampung data, berisi data yang cukup penuh sehingga tidak perlu mengambil ke disk. Ketika data tidak ada, dia akan selalu ambil dari storage. Kita tahu storage ini adalah akses yang paling lambat di semua sistem komputer,” papar Julyanto seperti dikutip lewat keterangan resminya.
“PostgreSQL pada dasarnya memiliki konsep in-memory database selama dia tidak mengakses ke storage yang bisa membuat performa lambat. Dengan cara tertentu kita bisa hindarkan itu.
Konsep ini kontras dengan sistem database tradisional (on-disk), yang dirancang untuk penyimpanan data pada media persisten. Dalam sistem database tradisional, ketika storage sering dipakai, maka akses database akan melambat.
“Tetapi kalau semua sudah ada di memory pool, tidak perlu lagi mengambil akses ke storage. Sehingga keuntungan bagi pengguna, mendapatkan database yang memiliki performa tinggi karena datanya ada di memori,” jelasnya.
Karena kebutuhan akan kecepatan ini pula, muncul konsep in-memory database yang disebut-sebut sebagai solusi terpisah dari software DBMS. Konsep in-memory DBMS pada dasarnya meminimalkan lalu lintas permintaan data agar lebih cepat mengakses data.
Namun dikatakan Julyanto, pada dasarnya “produk” in-memory database tambahan tidak diperlukan. Dalam hal ini, dia mencontohkan software DBMS PostgreSQL.
“Solusinya kita harus melakukan mekanisme persistensi yang baik. Saya kira lebih tepatnya, tidak perlu menggunakan in-memory database. Gunakan PostgreSQL dengan tuning yang baik dan maintenance, maka database akan punya performance yang tidak kalah cepat atau mungkin lebih cepat dari yang diklaim sebagai in-memory database,” sarannya.
Dia menambahkan, software DBMS canggih seperti PostgreSQL dibekali kemampuan yang memenuhi standar Atomicity Consistency Isolation Durability (ACID), sehingga 100% memiliki kemampuan sebuah RDBMS yang bisa menjaga transaksi dan integritas data.
“Dengan ACID yang dijamin seperti itu, PostgreSQL bisa menangani database transaksional dan sebagai database yang memiliki kemampuan menangani transaksi yang tinggi seperti halnya in-memory database,” ujarnya.
Equnix Business Solutions secara rutin menggelar Equnix Weekly Tech Talk sekali dalam sepekan. Webinar ini bisa diikuti oleh komunitas IT secara umum dan merupakan salah satu upaya edukasi tentang bagaimana menggunakan teknologi yang baik terutama tentang open source dan PostgreSQL.
Baca artikel detikinet, “Rahasia agar Kecepatan dan Performa Database Selalu Terjaga” selengkapnya https://inet.detik.com/business/d-5614331/rahasia-agar-kecepatan-dan-performa-database-selalu-terjaga.
Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/